
Anak itu memperhatikan kejadian yang
belum pernah dilihatnya dengan sangat serius. Ia melihat bagaimana
seekor kupu-kupu bergerak-gerak mencoba menjejalkan dirinya dalam
sebuah lubang sempit agar dapat keluar dari kepompongnya.
Beberapa menit kemudian anak itu sudah
dapat melihat kepala dan sebagian tubuh dari kupu-kupu itu. Tetapi ia
belum dapat melihat bakal sayapnya, karena memang belum kelihatan.
Diam-diam ia mulai penasaran bagaimana wujud sayap kupu-kupu itu. “Pasti
sangat indah” gumamnya. Kupu-kupu itu tampak kesulitan sekali saat
mencoba keluar dari kepompong, kelihatannya seperti ada yang tersangkut.
Tiba-tiba seorang anak lain
memanggilnya, lalu ia pun pergi bermain-main dengan anak itu. Sekitar
satu jam kemudian anak itu kembali lagi dan mengamati kepompong yang
akan menetas itu. Ia heran, ternyata kupu-kupu itu belum keluar juga.
Kupu-kupu yang sudah setengah kelihatan itu malah hanya diam saja,
seolah-olah sudah menyerah dari perjuangannya untuk dapat keluar dari
kepompong itu.
Merasa kasihan, anak itu lalu mengambil
gunting, lalu memotong sedikit pada lubang di kepompong itu. Usahanya
ternyata berhasil, kupu-kupu itu dapat keluar dari kepompongnya dengan
lancar. Sejenak, anak itu menjadi teringat pelajaran IPA di sekolahnya,
bahwa sayap kupu-kupu baru mengembang setelah ia keluar dari
kepompongnya.
Beberapa waktu ia menunggu, bahkan lebih
dari satu jam ia menunggu ternyata sayap kupu-kupu itu tidak mengembang
sama sekali. Memang, pada akhirnya kupu-kupu itu tetap hidup, tetapi
seumur hidupnya ia tidak dapat terbang karena memiliki sayap yang
terlalu kecil.
—-
Anak itu ternyata tidak memahami bahwa
kupu-kupu itu memang sudah seharusnya bersusah payah saat keluar dari
kepompongnya. Saat menjejalkan dirinya dalam lubang sempit di kepompong,
saat itu jugalah segenap cairan di tubuh depan kupu-kupu terdorong ke
belakang, dan cairan dari berbagai kelenjar inilah yang nantinya akan
mengisi rongga-rongga di bakal sayapnya.
Tanpa cairan ini, sayap tidak akan
berkembang. Saat anak itu memperlebar lubang kepompong, proses
penyaluran cairan itu menjadi terhenti sebelum waktunya, yang akhirnya
mengakibatkan sayap kupu-kupu itu tidak bisa berkembang sempurna serta
tidak dapat dipakai terbang.
0 comments:
Post a Comment