
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu…
Seorang Kakek dan Nenek turun dari
sebuah bus antar kota di sebuah terminal. Mereka telah menempuh
perjalanan dari perjalanan wisatanya di luar negeri. Setelah turun dari
pesawat, Kakek dan Nenek tersebut lalu menumpang bus yang telah mereka
naiki ini.
Mereka memang berencana untuk langsung
menuju kota dimana anak dan cucunya tinggal. Kakek dan Nenek tersebut
ingin membagikan oleh-oleh yang mereka dapat dari liburan panjang di
masa tuanya.
Dengan membawa barang bawaannya, mereka lalu berjalan menuju sebuah warung makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.
Kakek dan Nenek itu duduk bersandar di
kursi kosong di warung. “Uuhh, sampai juga akhirnya..” Kakek itu
menghela nafas. “Empat jam di dalam bus membuat kaki tuaku ini terasa
kaku.”
Warung makan itu lumayan besar, dengan
jumlah kursi sekitar 30-an buah. Terlihat para pelayannya hiruk pikuk
membersihkan meja-meja. Warung itu memang cukup ramai, sekitar tiga per
empat jumlah kursinya telah terisi oleh orang-orang yang menikmati makan
siangnya. Kakek dan Nenek itu dengan sabar menunggu pelayan
menghampiri untuk menanyakan apa pesanannya.
Setelah lebih dari 20 menit, ternyata
tak ada satu pelayan pun yang menghampiri mereka. Para pelayan selalu
sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Kakek itu lalu memberanikan
diri untuk memanggil salah satu pelayan restoran itu.
“mBak, aku mau pesan makanan !” serunya.
Dan seruannya itu terdengar oleh salah satu pelayan – yang kemudian
datang menghampirinya. Mungkin karena kelelahan, pelayan itu langsung
duduk di kursi sebelah depan si kakek itu.
Sambil menyeka keringatnya pelayan itu berkata,
“Wah pak, maaf, di sini warung prasmanan, jadi kalau bapak mau pesan, bapak harus menuju ke meja saji dekat kasir itu”
Pelayan itu lalu melanjutkan,
“Silahkan bapak ambil makanan dan minuman yang bapak suka, kemudian langsung saja bayar di kasir.”
“Oooo begitu..” kata sang kakek. Lalu
mereka berdua langsung bergegas menuju meja saji dan melakukan apa yang
dikatakan oleh pelayan itu.
Setelah mengambil dan membayar
makanannya kakek dan nenek itu langsung duduk di kursi yang mereka
tempati tadi. Si pelayan juga masih berada di situ sambil
mengipas-ngipas kepala dengan lap kecilnya.
Sambil mengunyah makanan, si kakek lalu bercerita.
“Tahu tidak, kalau warung makan ini mengingatkanku akan hidup.”
Sang Kakek melanjutkan.
“Kita bisa mendapatkan apapun yang kita
inginkan, asal kita mampu untuk membayarnya. Kita bisa jadi apa saja
yang kita mau asal kita mau membelinya dengan harga yang sebanding,
kerja keras dan pantang menyerah hanyalah sebagian harga yang harus kita
bayar.”
Sambil mengiris daging di piring dengan sendoknya, Kakek itu berkata.
“Setiap orang punya kesempatan yang sama
untuk menjadi sukses, tapi sukses tidak akan datang jika kita hanya
menunggu seseorang datang kepada kita. Untuk dapat menikmati kesuksesan –
kita harus mau berdiri, berjalan, lalu mengambil kesuksesan itu –
kemudian membayarnya … yaah.. tepat seperti di warung prasmanan ini.”
Pelayan itu lalu tersenyum dengan hormat kepada Kakek itu, lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.
0 comments:
Post a Comment